Khamis, 26 September 2019

7 Tingkat Neraka Jahanam

NERAKA berasal daripada perkataan Ibrani bermaksud unggun api menjadi tempat seksaan Allah s.w.t yang dikhususkan untuk golongan ingkar kepada perintah-Nya ketika di dunia.

Di neraka, orang kafir termasuk golongan yang ingkar perintah Allah s.w.t diseksa sebagai pembalasan seperti dijanjikan Allah s.w.t dalam firman bermaksud :

“ Wahai orang beriman jagalah dirimu, keluargamu daripada api neraka. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Sedangkan penjaganya adalah malaikat yang gagah lagi bengis. Mereka tidak menderhaka Allah, mereka melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya. ” 
                                        ( Surah At-Tahrim: 6 )


Bagaimana panasnya api neraka tu?

Abu Hurairah r.a. pernah berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “ Api neraka telah dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam yang kelam. ”

Api neraka 70 kali panasnya dari api di dunia. Jika sebahagian kecil api neraka jatuh ke dunia, maka keringlah air laut.

Dalam satu riwayat disebutkan bahawa Malaikat Jibrail diutuskan untuk mengambil sebahagian api neraka untuk dihantar kepada Nabi Adam untuk bekalan memasak di dunia. Malaikat Malik bertanya berapa api yang kamu mahu? Maka Jibrail menjawab sebesar biji kurma. Maka, Malaikat Malik menjawab Wahai Jibril, sekiranya aku berikan kepadamu api neraka sebesar biji kurma, nescaya hancurlah tujuh langit dan tujuh bumi kerana panasnya.

Jibril bertanya lagj, bagaimana kalau hanya separuhnya saja? Malaikat Malik menjawab andai kata apa yang engkau kehendaki itu aku berikan, niscaya tidak akan ada air di langit walau setitis pun dan tidak akan tumbuh satu pun tumbuh-tumbuhan di bumi. Kemudian Malaikat Jibril menghadap Allah s.w.t dan berkata, Ya Tuhanku, banyak manakah aku harus mengambil api dari neraka? Allah s.w.t berfirman ambillah sebesar zarah.

Malaikat Jibril mengambil api sebesar zarah, lalu ia membawa dan membasuhnya ke dalam 70 buah sungai di syurga.Di setiap satu sungai dibasuhnya sehingga 70 kali.Setelah selesai dan dirasakannya tidak terlalu panas lalu malaikat Jibril membawa api neraka ke bumi.

Sebelum Malaikat Jibril menyerahkan api neraka tersebut kepada Nabi Adam a.s, Malaikat Jibril meletakan api neraka di atas gunung yang tinggi.Sebaik sahaja api neraka diletakkan di atas gunung, gunung tersebut terus hancur lebur disebabkan tidak mampu menahan kepanasan api neraka walaupun ia sebesar zarah.

Tanah, batu-bata, besi yang terdapat di sekitar gunung tersebut menjadi bara api yang sangat panas dan mengeluarkan asap yang tebal. Seterusnya, api neraka tersebut menembusi perut bumi sehingga muncul bara api yang sangat besar dalam perut bumi.
Api yang kita gunakan pada hari ini adalah dari sisa-sisa tinggalan bara api yang membakar tanah, batu dan besi yang panasnya telah berkurang beratus juta kali ganda dari panas api neraka yang sebenarnya.


Allah SWT telah menciptakan api neraka itu pada hari Ahad.Neraka itu mempunyai tujuh buah pintu, sebagaimana firman Allah SWT bermaksud :

”Jahannam itu mempunyai tujuh pintu.Tiap-tiap pintu ( telah ditetapkan ) untuk golongan tertentu dari mereka.” ( Al-Nijr:44 )


Tingkat-tingkat neraka iaitu :


1.Neraka Jahannam

➡️ Tingkat neraka ke-1.Merupakan pintu neraka yang paling atas ( pertama ).

➡️ Di dalamnya terdapat umat
( Nabi Muhammad s.a.w ) yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak bertaubat sehingga mereka meninggal dunia.

Firman Allah SWT. Bermaksud :
” Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada 
( pengikut-pengikut syaitan ) semuanya. " 
( Al-Hijr: 43 )


2.Neraka Sa’ir

➡️ Tingkat neraka ke-2, dibawahnya adalah neraka Huthamah.

➡️ Di dalamnya di tempatkan orang-orang Nasrani dan para pengikutnya.

Firman Allah SWT bermaksud :
“ Dan dia akan masuk ke dalam sa’ir ( api neraka ) yang menyala-nyala. ”
 ( Al-Insyiqaq: 12 )


3.Neraka Huthamah

➡️ Tingkat neraka ke-3, dibawahnya adalah neraka Ladza.

➡️ Penghuninya orang-orang Yahudi dan para pengikutnya.

Firman Allah SWT bermaksud :
" Sesekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. " ( Al – Humazah : 4 )

" Dan tahukah kamu apa Huthamah itu ? "
( Al – Humazah : 5 )

“ ( Yaitu  ) api ( yang disediakan ) Allah yang dinyalakan, ” ( Al – Humazah : 6 )

" Yang ( membakar ) sampai ke hati " 
( Al – Humazah : 7 )


4.Neraka Ladza

➡️ Tingkat neraka ke-4, dibawahnya adalah neraka Saqar.

➡️ Di dalamnya di tempatkan Iblis laknatullah berserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta ditempatkan dalam neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya.

Firman Allah SWT bermaksud :
“ Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergelojak ( ladza ) .”
 ( Al-Ma’arij: 15 )


5.Neraka Saqar

➡️ Tingkat neraka ke-5, dibawahnya adalah neraka Jahim.

➡️ Dihuni oleh orang-orang yang menyembah berhala.

Firman Allah SWT bermaksud :
” Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar ( neraka ) ?” ( Al – Muddatstsir: 42 )

Mereka menjawab " kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan solat "  ( Al – Muddatstsir: 43 )

" Dan kami tidak ( pula ) memberi makan orang miakin "  ( Al – Muddatstsir: 44 )

" Dan adalah kami membicarakan yang bathil,
bersama dengan orang-orang yang membicarakannya "  ( Al – Muddatstsir: 45 )

" Dan adalah kami mendustakan hari pembalasan "  ( Al – Muddatstsir: 46 )

" Hingga datang kepada kami kematian "
( Al – Muddatstsir: 42 )


6.Neraka Jahim

➡️ Tingkat neraka ke-6, dibawahnya adalah neraka Hawiyah.

➡️ Di tempatkan orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah.

Firman Allah SWT bermaksud :
“ Dan diperlihatkan dengan jelas Neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.”
( Asy-Syua’ ara : 91 )


7.Neraka Hawiyah

➡️ Neraka ini terletak paling bawah ( dasar ), merupakan neraka yang paling dahsyat seksaanya.

➡️ Penghuninya adalah terdiri daripada orang-orang munafik, orang kafir, termasuk juga keluarga Fir’aun.

Firman Allah SWT bermaksud :
” Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”( Al – Qariah : 9 )

" Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?" ( Al – Qariah : 10 )

" ( Yaitu ) api yang sangat panas. "
 ( Al – Qariah : 11 )

Kesimpulannya, itulah tujuh nama neraka dan tingkatannya. Di setiap tingkatannya terdapat kategori penghuni masing-masing. Oleh itu, marilah sama-sama kita mengingati selalu peringatan Allah SWT supaya sentiasa menjaga diri dan keluarga daripada menjadi bahan bakar api neraka yang di dalamnya sangat panas lagi pedih.Wallahu A’lam…

Rabu, 18 September 2019

Anak Kecil Yang Takut Api Neraka




Dalam sebuah riwayat menyatakan bahawa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.


Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"


Maka berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."


Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka."


Berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."


Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?


Muhasabah diri :

Neraka tidak pernah memanggil kita, tapi kita sendiri yang mendekatinya.Namun syurga sentiasa menantikan kita, tapi kita yang menjauhinya darinya.....
Nauzubillah Min Zalik



Surah Al-A'la





Bismillahir-rahmanir-rahim

Sabbihis'ma rabbikal-a'la  ۝ Alladzii kholaqo fa sawwaa ۝ Walladzii qaddara fahada ۝ Walladzii 'akhrajal-mar'aa ۝ Fa ja'alahu gusha an ahwa ۝ Sanuqri' uka fala tansa ۝ Illa masya-Allah, Inna hu ya'lamul jahra wa ma yakhfa ۝ Wa nuyas-sirukalil yusra ۝ Fa zakkir in nafa 'atiz-zikra ۝ Sa-yazzakkaru man-yakh-sya ۝ Wa yatajanna-buhal-'asyqa ۝ Allazi yaalan-naral-kubra ۝ Shumma la yamutu fiha wa la yahya ۝ Qad'aflaha man-tazakka ۝
Wa zakarasma rabbihi fasalla ۝ 
Bal tu'shirunal-hayatad-dunya ۝ Wal 'akhiratu khairuw-wa 'abqa ۝ Inna haza lafis-suhufil-ula ۝ Suhufi Ibrahima wa Musa ۝


Maksudnya:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani

 Bertasbihlah mensucikan nama Tuhanmu Yang Maha tinggi (dari Segala sifat-sifat kekurangan), 

 Yang telah menciptakan (sekalian makhlukNya) serta menyempurnakan kejadiannya Dengan kelengkapan Yang sesuai Dengan keadaannya;

 Dan Yang telah mengatur (Keadaan makhluk-makhlukNya) serta memberikan hidayah petunjuk (ke jalan keselamatannya dan kesempurnaanNya);

 Dan Yang telah mengeluarkan tumbuh-tumbuhan untuk binatang-binatang ternak,

 Kemudian ia menjadikan (tumbuh-tumbuhan Yang menghijau) itu kering - (berubah warnanya) kehitam-hitaman.

 Kami sentiasa menjadikan Engkau (Wahai Muhammad) dapat membaca (Al-Qur'an Yang diturunkan kepadamu - Dengan perantaraan Jibril), sehingga Engkau (menghafaznya dan) tidak lupa,

 Kecuali apa Yang dikehendaki Allah Engkau lupakan; Sesungguhnya ia mengetahui (segala keadaan Yang patut berlaku), dan Yang tersembunyi.

 Dan Kami tetap memberi kemudahan kepadamu untuk (melaksanakan Segala perkara) ugama Yang mudah diterima oleh akal Yang sihat.

 Oleh itu berilah peringatan (kepada umat manusia Dengan ajaran Al-Qur'an), kalau-kalau peringatan itu berguna (dan sudah tentu berguna);

Kerana orang Yang takut (melanggar perintah Allah) akan menerima peringatan itu;

 Dan (sebaliknya) orang Yang sangat celaka akan menjauhinya,

 Dia lah orang Yang akan menderita bakaran neraka Yang amat besar (azab seksanya),

 Selain dari itu, ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup senang.

 Sesungguhnya berjayalah orang Yang - setelah menerima peringatan itu - berusaha membersihkan dirinya (dengan taat dan amal Yang Soleh),

 Dan menyebut-nyebut Dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mangerjakan sembahyang (dengan khusyuk).

 (tetapi kebanyakkan kamu tidak melakukan Yang demikian), bahkan kamu utamakan kehidupan dunia;

 Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.

 Sesungguhnya (keterangan-keterangan Yang dinyatakan) ini ada (disebutkan) di Dalam Kitab-kitab Yang terdahulu, 

✒ Iaitu Kitab-kitab Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.





  • Surah Al-A'la ( Bahasa Arab سورة الأعلى ‎) ialah surah ke-87 dalam al-Quran. Surah ini tergolong surah Makiyyah yang terdiri daripada 19 ayat. Dinamakan Al A’la yang bererti "yang paling tinggi" diambil dari perkataan Al A’la yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Rabu, 4 September 2019

Bila Hati Terguris


“Kadang-kadang hati sakit bila disindir, tapi itu adalah lebih baik daripada bercakap di belakang, bila disindir menangis sebentar tapi impak selepasnya amat besar. Perubahan diri yang ketara dan lebih baik dari sebelumnya. Belajarlah menerima sindiran walaupun sebenarnya tidak begitu beradab menyindir orang. Semuanya kerana di atas paksi kebaikan dan kemaslahatan yang lebih besar pada masa hadapan.“

Aku bukanlah manusia yang sempurna. Mungkin pada zaman silam aku pernah melukakan hati, mencabut rasa tenang. Mungkin kata-kataku sungguh menyakitkan hati, tiada apa yang aku persembahkan melainkan huluran tangan memohon seribu kemaafan. Maafkan aku bersama dengan doamu.

Ku menulis bukan untuk memberitahu diri ini baik.
Ku menulis hanya untuk memberitahu diri ini supaya menjadi baik.
Bersama menginsafkan diri dalam mencari keredhaan Ilahi.

Ambil hati. Sakit hati. Pedih hati. Terasa hati. Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama membengkak dalam hati, maka akan tidak sihatlah hati itu. Pemiliknya pun akan muram, jauh dari keceriaan. Lebih parah lagi, menjauhkan manusia dari Rabb-Nya.

Mengapa tidak untuk berhusnuzon, sedangkan itu lebih mulia?
Mengapa tidak memahami, sedangkan kita bersaudara.
Mengapa tidak bersikap positif, sedangkan ikhtilaf hati itu padah jawabnya.
Mengapa tidak bersama dalam perjuangan ini,sedangkan tanggungjawab kita adalah sama.
Mengapa tidak meluangkan masa bersama sedangkan, kita semua adalah dai’e.

Positif menjadikan kita bersangka baik. Bersangka baik lebih menenangkan hati. Orang hebat biasanya kerana dia hebat dalam hubungan dengan Allah. Tapi ada juga yang hebat dunia sahaja, hubungan dengan Allah entah ke mana. Dia tidak bersangka baik dengan Allah apatah lagi dengan makhluknya. Adab dan akhlak dalam pengurusan hati masih lagi samar untuk diiktiraf sebagai seorang dai’e.

Sekiranya semakin kita bijak, semakin jauh diri kita daripada- Nya, maka ada sesuatu yang tidak kena dengan diri. Jauhkanlah sifat itu dari dalam diri.

Apa pun, jangan resah andai ada yang membenci. Andai ada yang tidak berpuas hati. Andai ada yang tidak menyenangi. Kerana masih ramai yang mencintai kita di dunia. Resahlah andai Allah membenci kerana tiada lagi yang mencintai kita di akhirat.

Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada siapa yang dicintai-Nya dan siapa yang tidak dicintai-Nya, tetapi Allah tidak memberikan iman kecuali kepada siapa yang dicintai-Nya.”

Jangan Pernah Jauh Dari Allah


 "Ya Allaaaaaaaaaah...sakitnya! Kenapa Kau bagi aku ujian dan kesakitan yang tak mampu aku tanggung?"

Bagitulah remuk sekali hati apabila setiap kali ujian datang menimpa. Air mata mengalir deras sebagai tanda lemahnya seorang hamba. Kesakitan itu bagai tiada noktahnya seringkali menduga iman.

Terasa bagai Allah tidak mendengar rintihannya.
Terasa seolah-olah Allah benci kepada Dia.
Terasa Allah meluat dan jemu mendengar doanya.
Dia hampir putus asa.



MENGAJUK DENGAN ALLAH

Ya. Itulah manusia. Manusia tidak pernah lepas daripada ujian yang bertimpa-timpa. Datangnya tidak diundang, perginya tidak diusir. Bisikan-bisikan syaitan menjadi peneman setia menghasut dan mengajar cara-cara "mengajuk" dengan Allah. Memprotes untuk tidak bersangka baik dengan Allah.

Sudah tidak rajin berdoa kerana menganggap Allah tidak mahu atau sudah jemu mendengar. Merasakan segala ibadat yang dilakukan adalah sia-sia.

Manusia adakalanya merasakan bahawa Tuhan itu jauh. Sangat jauh.

Tuhan jauh kata mereka. Kononnya kerana Tuhan tidak menolong mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Mereka dibiarkan terkapai-kapai dalam menghadapi dugaan yang ada. Tipikalnya, manusia hanya akan berasa Tuhan itu dekat atau jauh apabila dilanda masalah yang membuatkan manusia termangu-mangu.

"Ah!!! Sama sahaja aku solat ke tak. Sama sahaja aku doa ke tak. Lihatlah kehidupanku. Miskin, tak pernah yang kaya. Bermacam-macam masalah menimpa aku. Tuhan dah tak sayang kat aku!"

Begitulah manusia. Cepat sahaja menuding jari kepada yang lain sebelum menuding jari kepada diri sendiri. Peliknya, apabila dilanda masalah, tidak ada manusia akan berkata kepada diri sendiri betapa selama ini dia jauh daripada Tuhan. Tidak ada manusia berkata selama ini betapa banyak kewajiban dan suruhan ALLAH Ta’ala yang tidak pernah dikerjakannya.



SIAPA YANG JAUH SEBENARNYA?

Kenapa ada diantara kita merasa Tuhan itu jauh? Sebenarnya, itu adalah kerana manusia yang menjauh. Apabila hati manusia tidak diisi dengan perkara-perkara yang mengingatkan kepadaNya, maka hati manusia akan kosong daripada sentuhanNya. Lalu, mulai saat itulah manusia yang masih tidak membuka mata hati mengatakan yang Tuhan itu jauh.

Walhal, Tuhan itu sentiasa dekat!

Kenapa ada diantara manusia yang dengan tiada rasa bersalah sedikitpun dalam benaknya meninggalkan solat. Sudahlah meninggalkan solat, mengucap istighfar dan apatah lagi berdoa sangat jarang.

Kerana dia merasa Allah itu sangat jauh, maka itulah tetapan mindanya!

Ini bukan soal Allah itu jauh sebenarnya. Sebenarnya masalah itu adalah pada manusia itu sendiri. Kurang membuatkan diri tersentuh dengan perkara yang berkaitan dengan-Nya. Kurang atau tidak pernah memohon ampun merendahkan diri dengan sujud kepada-Nya.

Hati yang kotor dengan perbuatan tuan badan sendiri akan mengakibatkan cahaya hidayah tidak dapat menyentuh hati. Apalagi untuk memasukinya. Dek kerana kotoran didalam hati itu, maka tiada ruang lagi hidayah untuk bermukim. Memang betul, yang memberikan hidayah kepada Allah SWT itu adalah seseorang. Dan insyaAllah, Allah akan memberikan kepada orang-orang yang berusaha untuk itu.

Mungkin juga kerana manusia itu hanya melihat dunia ini sebagai dirinya sahaja tanpa mengaitkan setiap satu yang dapat ditangkap oleh pandangan matanya berkait rapat dengan Allah. Yup! Memang sangat berkait! Kerana Allah itu adalah Pencipta, dan manusia serta apa yang wujud itu adalah ciptaanNya!


SAHABATKU, ALLAH TIDAK PERNAH MENJAUH

Setiap helaan nafas, setiap kelipan mata, dan setiap gerakan langkah yang tercipta, apakah manusia boleh menafikan bahawa Allah itu jauh. Kalau tidak kerana Allah yang mengizinkan semua itu terjadi, adakah manusia akan dapat bergerak dengan sendirinya?

Sahabatku yang disayangi kerana Allah, cuba tanya pada diri.

Pernah merasa Allah itu jauh?

Saya tidak malu mengaku bahawa saya pernah. Disaat itu, ujian datang bertubi-tubi. Saya berasa sangat lemah dan tidak berdaya untuk menerima takdirnya. Dia seperti memberi "isyarat" atau memperkenalkan saya saat yang sangat hampir dengan kematian. Nyawa seakan-akan mahu melayang ketika itu. Hanya mampu mengucap dan terus mengucap untuk kembali waras dan berfikir sedalam-dalamnya mengapa Allah menguji iman yang sedangkal ini.

Saya sangat bersyukur apabila Allah menunjukkan kebesaranNya untuk menggerakkan langkah saya ke surau.  Menangis tidak berhenti-henti. Akibat perasaan rindu kepada rumah Allah yang mencengkam jiwa tiba-tiba, langkah dilajukan dengan wajah penuh berharap. Mendambakan perhatian daripada seseorang dan menagih cinta yang pasti.

Disana, ketenangan..kedamaian ditemui.........

Dan yang paling penting, saya temui suatu jawapan. Jawapan kesedaran!

Sungguh, Allah swt tidak pernah jauh. Selagimana manusia melembutkan hati dan memandang semua kejadian itu adalah hidayah dan hikmah daripada Allah. Kerana memang itulah hakikatnya.

“Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat daripada urat lehernya.” – Qaf : 16

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah Ku dan beriman kepada Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” – al-Baqarah : 186


Itu kenyataan dan perkhabaran dari Allah, bahawa sesungguhnya Dia sangat dekat!

Dan sekali lagi, masalahnya sebenarnya terletak pada hati manusia itu sendiri. Kenapa apabila ditimpa masalah, justeru merasa bahawa Allah itu tidak adil dan jauh? Sedangkan para pejuang agama dan para Rasul dan Nabi terdahulu diuji dengan hebat. Mereka itu lebih baik lebih mulia daripada kita.

Mengapa ringan sahaja bibir mengukir bicara bahawa kita sangat yakin menuturkan rasa cinta kepada Allah dan RasulNya, tetapi apabila ditimpa suatu musibah. Maka ukiran di bibir dan yang terbuku di hati sangat berbeza. Jadi, di manakah buktirnya kata-kata yang seindah itu? Yang di mana kata-kata yang kita tuturkan itu mampu menggugah perasaan manusia lain.


Hati benar menjadi malu tatkala membaca firman Allah ini :

“Apakah kamu mengira akan masuk syurga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti yang dialami oleh orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, digoncang dengan pelbagai cubaan. Sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘Bilakah datangnya pertolongan ALLAh?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan ALLAh itu sangat dekat.” – al Baqarah : 214

Kita memang cepat melatah, kan?
Sudahlah cepat melatah, jarang bersyukur lagi.
Dan itu pun Allah pernah rakamkan di dalam Al-Quran,

“..Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang bersyukur.” – Saba’ : 13

Hati, jangan pernah merasakan Alllah itu jauh. Sebaliknya, berilah dorongan dan motivasi kepada diri sendiri dan katakan bahawa memang diri kitalah yang semakin jauh dari Allah. Dis aat merasakan perkara itu, maka mohonlah keampunan dari Dia. Moga kita dikuatkan olehNya.

Hidup itu tak pernah jauh dari Allah, dan jangan pernah jauh dari Allah, maka kau akan hidup. dan Allah merancang setiap milik dari kita dan hidup kita dengan begitu sempurna hanya untuk membuktikan bahwa hidup itu ladang ujian untuk kita, baik dari jiwa, raga, orang tua, saudara, kekasih, teman dan barang-barang kesayangan kita. Semua sudah direncanakan Allah dengan detail.

Pernahkan kita merenung sesaat, untuk membuka keenam pancaindera kita, untuk menangkap apakah hikmah dari setiap apa yang berlaku di dalam kehidupan ini, bahawa hidup di dunia hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Kita adalah pelakon, skripnya

Berpesanlah pada diri :
1. tabahkan hati kuatkan semangat
2. kukuhkan iman banyakkan zikrullah
3. jangan mengeluh jangan kecewa

Sesunguhnya, Allah sentiasa bersama kita.

 “Ya Allah, Ya Tuhan kami, kurniakanlah kami rahmat dari sisiMu dan berilah petunjuk kepada kami dalam urusan kami dengan segala petunjuk. Mudahkanlah urusan kami Ya Allah, permudahkanlah jangan disulitkan kerana Engkaulah yang Maha memudahkan, segala yang susah adalah mudah bagiMu. Ya Allah, sempurnakanlah dengan segala kebaikan, dengan rahmatMu, Ya Allah wahai yang paling mengasihani daripada segala yang mengasihani.Ameen....."

Benar.
Aku harus terus melangkah
Membuka mata melihat dunia
Mengambil manfaat dan ibrah
Dan memandang sebagai bekal di akhirat sana.